Info Terbaru :
Home » » Stok Menipis, Harga Rp 11.700 Per Kilogram

Stok Menipis, Harga Rp 11.700 Per Kilogram

{[['']]}

Kendal, Kompas - Seusai peringatan pergantian tahun, warga Kabupaten Kendal dan Kota Semarang, Jawa Tengah, resah akibat kenaikan harga gula pasir.

Pertengahan Desember 2009, harga gula pasir masih Rp 8.000 per kilogram. Namun, pada Sabtu (2/1), harga sudah tembus Rp 11.700-Rp 11.800 per kilogram.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Area PG Cepiring, Kabupaten Kendal, Khafid Sirotudin, Sabtu, menyatakan, pemerintah daerah tidak mampu mengendalikan harga gula. Sejak gula petani habis dilelang pertengahan Desember 2009, harga gula naik menjadi lebih dari Rp 7.600 per kilogram. Padahal, harga gula petani saat pelelangan hanya Rp 6.100 per kilogram.

”Gula petani hasil olahan PG Cepiring, Kendal, habis diborong oleh pedagang besar gula asal Semarang dan Surabaya. Dengan penguasaan gula oleh pedagang itu, mereka seenaknya mempermainkan harga pasaran gula,” kata Khafid.

Khafid mengatakan, perayaan Natal dan kegiatan menyambut Tahun Baru 2010 diperkirakan menyebabkan peningkatan permintaan gula di pasaran. Peningkatan permintaan gula itu tampaknya tidak diimbangi dengan ketersediaan gula yang cukup di pasaran. Stok di sejumlah daerah terbatas sehingga harga gula tidak terkendali.

”Kalau ditanya apakah kenaikan harga gula ini menguntungkan petani tebu, jawabnya tidak. Penyebabnya, gula petani sudah habis dibeli pedagang,” katanya.

Pedagang bahan pokok di Pasar Pedurungan, Semarang, Nurhadi, mengatakan, menjelang perayaan Tahun Baru, harga tebus gula di pasar grosir sudah naik. Harga tebus gula sudah rata-rata Rp 9.000 per kilogram. Kalau ditambah dengan ongkos kirim dan biaya lain-lain, mau tidak mau ia menjual gula seharga Rp 11.800 per kilogram.

Stok kurang

Ketua Asosiasi Distributor Gula Indonesia Jawa Tengah Bambang Husodo menyatakan, pada awal 2010, Jawa Tengah menghadapi krisis gula. Kebutuhan gula per tahun sebesar 360.000 ton. Namun, hasil survei di pasaran menunjukkan, masih ada kekurangan gula sebanyak 40.000 ton. Ini berarti Jateng gagal memenuhi target swasembada gula.

”Kekurangan itu harus segera dipenuhi supaya harga gula tidak terus melambung. Salah satu caranya adalah mendatangkan gula impor. Bila gula impor tiba, harga gula pasti stabil di bawah Rp 10.000 per kilogram,” kata Bambang.

Bambang meyakini para pedagang gula besar di Semarang, Solo, dan Purwokerto punya stok gula kurang dari 50.000 ton. Gula itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar hingga akhir Februari 2010.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah P Edison Ambarura mengakui, Jateng memerlukan impor gula untuk keperluan sepanjang tahun 2010 sebanyak 81.000 ton. (WHO)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Produksi Pertanian | Produksi Pertanian | Produksi Pertanian
Copyright © 2011. Produksi Pertanian - All Rights Reserved
Template Created by Produksi Pertanian Published by Produksi Pertanian
Proudly powered by Produksi Pertanian