{[['']]}
Tangerang, Kompas - Dalam dua pekan terakhir, harga beras di tingkat agen mengalami kenaikan sekitar Rp 200 per kilogram. Sementara di tingkat pengecer harga naik hingga Rp 400 per kilogram. Kenaikan ini dipicu oleh seretnya pasokan dari daerah produksi beras.
Selain beras, harga gula pasir dan komoditas tomat juga naik. Berdasarkan pengamatan, Sabtu (9/1) dan Minggu (10/1), kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok itu terjadi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan; Pasar Ciputat, Tangerang Selatan; serta Pasar Baru Ciledug dan Pasar Lama, Kota Tangerang.
”Pasokan beras dari Jawa belum ada karena saat ini sebagian tanaman padi masih hijau dan sebagian petani baru memasuki musim tanam,” kata Ilham, agen beras di Pasar Kebayoran Lama.
Okian, pedagang beras di Pasar Ciputat, mengatakan, sudah dua minggu terakhir pasokan beras dari Pasar Induk Beras Cipinang berkurang. Hal itu memengaruhi pengiriman produk tersebut ke tingkat agen dan pengecer.
”Menurut pedagang di pasar induk, barang dari daerah kosong sehingga persediaannya semakin terbatas,” kata Okian.
Menurut Abdul, agen beras di Pasar Baru Ciledug, terbatasnya persediaan beras karena jatah pasokan beras untuk agen di pasar-pasar kini dibatasi. Dalam kondisi normal, dirinya mendapatkan jatah pengiriman 1 ton beras setiap kali pengiriman atau seminggu sekali. Sejak dua pekan terakhir, kata Abdul, dirinya hanya mendapatkan jatah separuh dari pengiriman normal.
Harga beras
Harga beras di tingkat agen mengalami kenaikan rata-rata Rp 200 per kg. Harga beras Ramos 3 naik dari Rp 4.800 menjadi Rp 5.000 per kg dan Rp 5.000 naik menjadi Rp 5.200 per kg.
Harga beras Pandan Wangi naik bervariasi dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.700 per kg, dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.000 per kg, dan dari Rp 7.200 menjadi Rp 7.400 per kg.
Untuk harga beras Ramos I naik dari Rp 5.400 menjadi Rp 5.600 per kg dan Rp 5.600 menjadi Rp 5.800 per kg. Sementara harga beras Ramos II Rp 5.500 menjadi Rp 5.700 per kg serta beras Sengon asal Bandung naik dari Rp 5.800 menjadi Rp 6.200 per kg.
Sementara itu, harga di tingkat pengecer naik rata-rata sebesar Rp 400 per kg.
Gula dan tomat
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas gula pasir dan tomat. Harga gula pasir naik bervariasi Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kg menjadi Rp 9.000-Rp 9.500 per kg. Namun, besarnya kenaikan itu juga bergantung pada merek dagang produk tersebut. Sementara di warung kecil harga gula naik hingga mencapai Rp 11.000-Rp 12.000 per kg.
Kenaikan harga terus terjadi dalam sepekan terakhir untuk komoditas sayuran, yakni tomat. Sepekan lalu harga tomat Rp 4.000-Rp 5.000 per kg, tetapi dalam sepekan terakhir ini naik menjadi Rp 6.000-Rp 7.000 per kg dan kini menjadi Rp 9.000-Rp 10.000 per kg.
Sementara harga komoditas terigu masih stabil. ”Saya pusing karena harga gula naik tinggi. Namun, beruntung harga terigu masih stabil,” kata Syarif, pedagang martabak di Jalan HOS Cokroaminoto, Paninggilan Utara, Ciledug.
Menurut Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang, sampai saat ini harga terigu tidak naik. Sejauh ini Bogasari belum pernah menaikkan harga terigu.
Terakhir kali pihaknya menaikkan harga jual terigu pada Juli 2007. Bahkan, setelah itu perlahan-lahan harga jual terigu turun.
”Terakhir penurunan harga jual terigu terjadi pada November 2009,” ujar Franciscus, akhir pekan lalu. (PIN)
Posting Komentar