{[['']]}
Jakarta, Kompas - Harga jual beras tahun ini diperkirakan naik 2 persen dibanding 2009. Hal ini terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah atas gabah dan beras.
Pemerintah menetapkan HPP atas gabah dan beras tahun 2010 naik 10 persen dibanding 2009. Kenaikan HPP tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga komoditas di luar negeri dan menjaga agar keuntungan usaha tani tetap tinggi.
”Kenaikan HPP atas gabah dan beras itu sudah memperhitungkan asumsi laju inflasi, mempertimbangkan kenaikan harga pupuk setelah masa tanam Oktober 2009-Maret 2010, serta kemungkinan lonjakan harga pangan dunia,” ujar Wakil Menteri Pertanian sekaligus Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Rabu (31/12).
Bayu memaparkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2009 tentang Kebijakan Perberasan, yang berlaku mulai 1 Januari 2010.
Dijelaskan, selama ini harga jual beras sudah jauh di atas HPP. ”Ini bagus artinya untuk petani, penghasilan mereka menjadi terjaga,” ujar Bayu.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Suswono menyebutkan, harga gabah kering panen di tingkat petani dengan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa atau kotoran 10 persen, Rp 2.640 per kg, sebelumnya Rp 2.400 per kg.
Adapun harga GKP di penggilingan Rp 2.685 per kg, sebelumnya Rp 2.440 per kg.
Suswono menjelaskan, akibat kenaikan HPP, terjadi kekurangan anggaran pengadaan beras di Bulog. Oleh karena itu, pemerintah perlu menambah anggaran bagi Bulog Rp 1,2 triliun. ”Ini akan kami bicarakan dalam pembahasan APBN Perubahan 2010,” ujar Suswono.
Subsidi pupuk
Selain anggaran pengadaan beras Bulog, pada APBN-P 2010 juga akan dibicarakan tentang
anggaran subsidi pupuk. Hal ini karena pemerintah ingin tidak ada kenaikan harga pupuk hingga Maret 2010.
”Pada masa panen Oktober 2009-Maret 2010 kami upayakan tidak ada kenaikan harga pupuk. Apakah perlu menambah anggaran atau tidak, akan dibahas di APBN-P 2010. Saat ini, pasokan pupuk berlimpah,” ujar Mentan.
Pagu anggaran subsidi pupuk 2010 ditetapkan Rp 11,3 triliun atau turun Rp 7,137 triliun dibandingkan APBN-P 2009.
Menurut Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, cadangan beras Bulog saat ini 1,7 juta ton, lebih tinggi dibanding 2008 yang hanya 1,2 juta ton.
Dari cadangan tersebut, 500.000 ton untuk cadangan jika terjadi bencana alam. Sisanya, 1,2 juta ton untuk program beras bagi rakyat miskin 2010, yaitu 300.000 ton per bulan. ”Dengan cadangan yang ada, itu cukup untuk raskin selama empat bulan,” ujar Sutarto. (OIN)
Posting Komentar