Untuk memenuhi target peningkatan itu diperlukan produksi yang berkesinambungan dalam kualitas, kuantitas teratur, penerapan praktik pertanian yang baik, keamanan pangan, dan rantai pasok yang memadai.
Menteri Pertanian Suswono menyampaikan itu di sela peluncuran ekspor buah dan sayur ke Singapura oleh PT Hortijaya Lestari dan PT Alamanda Sejati Utama, Rabu (2/3) di Karo, Sumatera Utara. Kedua eksportir itu bermitra dengan petani sayur dan buah di Sumatera Utara.
Selain itu, juga dilakukan penandatanganan kontrak dagang pemasaran sayuran untuk ekspor ke Singapura antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mitra Tani Lestari di Kabupaten Karo dan PT Hortijaya Lestari.
Juga Gapoktan Dolok Meriah di Kabupaten Simalungun dan Gapoktan Maju Bersama dengan PT Alamanda Sejati Utama. Total lahan kerja sama 20 hektar.
Suswono menyatakan, peningkatan ekspor melalui kerja sama pemasaran antara petani dan eksportir merupakan bentuk terobosan pemerintah dalam meningkatkan pendapatan petani. Hal itu juga merupakan upaya menjaga harga di tingkat petani agar tidak terlalu fluktuatif.
Suswono berharap kepada petani dan pengusaha untuk menjaga kerja sama yang telah dirintis. Pedagang juga diminta menjaga harga produk pertanian agar tidak jatuh. Selain itu, petani juga jangan tergoda harga di luar kontrak yang lebih tinggi.
Kendala infrastruktur
Masalah infrastruktur jalan dan pelabuhan masih menjadi kendala. ”Di on farm, saya akan selesaikan masalah untuk dukung dan membimbing petani meningkatkan kualitas produk,” katanya. Apalagi, Singapura sangat menjaga kualitas.
”Saya minta eksportir juga mengayomi petani. Berbagi informasi dan keuntungan secara berkeadilan. Kalau harga di pasar ekspor bagus, harga petani juga ditingkatkan agar bisa makmur bersama,” katanya.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Zaenal Bachruddin menyatakan, kebutuhan sayur dan buah pasar Singapura tahun 2008 sebanyak 400.000 ton. Ekspor Indonesia tahun 2009 sekitar 32.000 ton atau sekitar 6,5 persen. Target pangsa pasar ekspor tahun 2014 adalah 30 persen, setara dengan 130.000-135.000 ton.
Pelaksana Harian Bupati Karo Makmur Ginting menyatakan, sayuran yang berpotensi diekspor, seperti kol, kubis, kubis putih (pecai), kentang, bayam, buncis, tomat, terong ungu panjang, ubi jalar, jahe gajah, lobak. Adapun jenis buahnya, antara lain jeruk, markisa, terong belanda, pisang, jambu batu putih, dan cabai.
Pemerintah daerah Karo menyayangkan penurunan pangsa pasar ekspor sayur dan buah ke Singapura. Hal ini akibat kalah bersaing dengan sayur dan buah dari China, Malaysia, dan Vietnam.
Zaenal menyatakan, faktor internalnya, antara lain, adalah penurunan kualitas sehingga tidak memenuhi standar, terutama terkait kesegaran dan keamanan pangan.
sumber: Kompas
Posting Komentar