{[['']]}
Oleh : Hatta Sunanto
KR. 19/01/2009
BARU-BARU ini saya menyempatkan diri untuk melihat-lihat situasi kondisi objek wisata Parangtritis pasca penertiban dan pembangunan, dimana sudah tidak ada lagi gubug-gubug atau warung-warung yang kumuh. Sebagai ganti telah dibangun kios-kios dan los-los pasar yang masih kelihatan baru, namun sayangnya kawasan tersebut kelihatan gersang dan panas, serta sepi pengunjung. Objek wisata Parangtritis banyak dikunjungi wisatawan hanya pada tiap hari Minggu atau pada hari-hari liburan, sehingga kios-kios warung hampir sebagian besar membuka usahanya hanya pada hari-hari libur.
Mengingat objek wisata Parangtritis itu memiliki potensi dan sudah dikenal masyarakat luas, maka perlu adanya kepedulian untuk mengembangkan objek wisata tersebut, sehingga terjadi peningkatan daya tarik terhadap wisatawan. Peningkatan daya tarik itu akan terjadi karena wisatawan tidak hanya monoton menikmati pantainya dengan ombak-ombak besar yang bergulung-gulung, tetapi juga kesejukan dan keindahan vegetasi atau tumbuhan serta perikanan yang tertata sebagai objek agrowisata. Dengan demikian maka wisatawan dapat berlama-lama atau betah di objek wisata Parangtritis yang berdampak positif secara ekonomi.
Agrowisata
Yang dimaksud agrowisata adalah pengertian yang sesuai dengan rumusan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dengan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Nomor 204/KPTS/MK050/4/1989, yaitu suatu bentuk kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk memperkuat pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang agro atau pertanian dalam arti luas yaitu meliputi tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Khusus bagi objek wisata Parangtritis dengan kondisi lingkungannya yang spesifik yaitu lahannya berupa gumuk-gumuk pasir, tiupan anginnya sangat kencang dan cukup panas udaranya, maka jenis vegetasi dan kultur teknisnya harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Tanaman keras atau pepohonan yang cocok atau dapat tumbuh baik pada lahan pasir yang kering terutama adalah cemara udang, kayu putih, dan beringin. Tiga jenis tanaman ini cukup bagus ditanam di objek wisata Parangtritis agar dapat memberikan suasana yang indah karena bentuk kanopinya memang indah di samping sebagai penyejuk kawasan. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah kultur teknis penanamannya, yaitu pemberian pupuk organik yang banyak terutama pupuk kandang di tempat bibit tanaman akan ditanam, dan penanamannya pada awal musim hujan. Tata letak berbagai jenis tanaman tersebut perlu diatur sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai artistik berdasarkan prinsip arsitektur tanaman. Khusus mengenai tanaman kayu putih, pohon ini di samping dapat memperindah dan memberikan kesejukan kawasan Parangtritis, juga secara periodik dapat diambil daunnya untuk disuling sehingga dapat menghasilkan komoditas minyak kayu putih yang pangsa pasarnya masih selalu tetap baik.
Jika pepohonan tanaman keras tersebut dapat tumbuh baik melalui perawatan atau pemeliharaan yang baik, maka kemudian dapat dilanjutkan dengan penanaman atau peletakan berbagai tanaman perdu dan tanaman hias dalam pot di bawah pepohonan tanaman keras tadi yang kanopinya sudah mampu melindunginya. Yang perlu diperhatikan dalam perawatan atau pemeliharaan tanaman perdu dan tanaman hias itu sudah terlebih dahulu menyiapkan pipa-pipa saluran air tawar dan bak-bak penampungan airnya yang diletakkan di kawasan wisata. Tentu saja sumber air tawar yang akan disalurkan untuk pemeliharaan tanaman perdu dan tanaman hias pada musim kemarau itu sudah disiapkan sebelumnya. Mengenai pipa-pipa saluran air beserta bak-bak penampungannya tersebut dapat mencontoh di kawasan pantai Samas, yang dengan prasarana infrastruktur tersebut maka berbagai tanaman yang menghasilkan berbagai komoditas pangan dan sayuran dapat tumbuh baik.
Daya tarik objek wisata Parangtritis dapat lebih menguat lagi jika dapat mencontoh objek wisata di Ancol (wilayah DKI), yaitu berupa aquarium-aquarium berukuran kecil sampai yang berukuran besar dimana dapat dipelihara jenis-jenis ikan laut berukuran kecil sampai ukuran besar seperti ikan Yu dan lain-lain.
Pembangunan agrowisata tersebut di atas tentu saja jangan sampai merusak kondisi alamiah pantai Parangtritis yang berupa gumuk-gumuk atau gunungan-gunungan pasir yang terbentuk secara alamiah itu sangat langka sehingga merupakan objek wisata tersendiri.
Penutup
Setelah terjadinya penertiban dan penataan di kawasan objek wisata Parangtritis, sekarang ini tampak bangunan los-los dan kios-kios usaha ekonomi secara permanen. Namun sayangnya kawasan tersebut terlihat gersang dan kaku sehingga objek wisatanya kelihatan monoton yaitu hanya pantainya saja yang menjenuhkan.
Agar Parangtritis memiliki daya tarik wisatawan yang lebih kuat dan tidak menjemukan, maka perlu dibangun agrowisata sehingga wisatawan merasa betah atau berlama-lama mengunjungi Parangtritis. Peningkatan jumlah wisatawan yang besar tentu saja dapat meningkatkan pendapatan daerah, membuka kesempatan kerja dan berbagai manfaat positif lainnya. Suatu usaha investasi yang cukup menarik dan prospektif. q - m. (110-2009).
*) Ir Hatta Sunanto MS,
Pengamat Pembangunan Pertanian dan Pariwisata.
Posting Komentar