Sabtu, 31 Januari 2009 | 10:31 WIB
Puncak Argopuro merupakan salah satu puncak Pegunungan Lasem, Kabupaten Rembang. Kawasan karst yang berada di perbatasan Kecamatan Lasem dan Pancur tersebut menyembunyikan pemandangan alam yang memesona sekaligus santapan yang memanjakan lidah.
Kawasan tersebut berada di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut, sekitar 20 kilometer dari Jalan Raya Pantura Lasem. Meski harus melewati jalan yang menanjak untuk ke sana, peminat wisata petualangan tidak akan kecewa. Dari lokasi tersebut, kita dapat memandang kota Rembang dan Laut Jawa. Panorama lain yang memanjakan mata adalah gundukan bukit-bukit yang memadu menjadi Pegunungan Lasem.
Bagi penggemar durian, kawasan tersebut merupakan tempat perburuan durian. Kawasan tersebut terkenal sebagai penghasil durian criwik. Disebut durian criwik lantaran ratusan pohon durian tersebar di lahan-lahan penduduk Desa Criwik, Kecamatan Pancur. Jenis durian ada tiga macam, yaitu durian wakul, buto, dan montong.
"Durian wakul dan buto merupakan durian asli Criwik," kata Mbah Wadini (71) di Rembang, Sabtu (17/1).
Perempuan yang mempunyai lahan seluas 2 hektar ini hanya memiliki delapan pohon durian. Namun, dari delapan pohon tersebut dia bisa memperoleh Rp 10 juta-Rp 15 juta setiap musim durian pada Januari-April.
Menurut Irwanto (28), anak Mbah Wadini, harga durian di tingkat penebas atau pembeli borongan Rp 10.000-Rp 15.000 per buah. Harga eceran Rp 20.000-Rp 50.000 per buah, tergantung besar-kecil durian.
"Kami hanya menjual durian-durian yang jatuh dari pohon. Durian itu dijamin sudah matang dan tidak karbitan," kata dia.
Biasanya, pemilik durian menawari pembeli perorangan, mau durian di kebun atau yang sudah tersedia di gubuk. Jika pembeli menghendaki durian kebun, pemilik akan mengajaknya berburu durian jatuh.
Setelah menemukan, durian itu dibuka dan dinikmati di bawah pohon durian. Rasa durian yang manis kadang bercampur sepat dan pedas itu menjadi obat lelah setelah melewati jalan yang menanjak dan kebun yang luas.
Selain menikmati durian, kita juga dapat memotret kegiatan para pedagang durian. Para penebas dan penjual durian mengangkut durian- durian dengan rombong yang diletakkan di bagian belakang sepeda motor. Tak jarang mereka yang punya modal besar mengangkut durian menggunakan mobil bak terbuka.
Pedagang durian criwik, Samiyono (32), mengatakan menjual durian criwik ke Blora, Grobogan, Pati, serta Tuban dan Bojonegoro di Jawa Timur. (HENDRIYO WIDI)
http://cetak/kompas.com
Puncak Argopuro merupakan salah satu puncak Pegunungan Lasem, Kabupaten Rembang. Kawasan karst yang berada di perbatasan Kecamatan Lasem dan Pancur tersebut menyembunyikan pemandangan alam yang memesona sekaligus santapan yang memanjakan lidah.
Kawasan tersebut berada di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut, sekitar 20 kilometer dari Jalan Raya Pantura Lasem. Meski harus melewati jalan yang menanjak untuk ke sana, peminat wisata petualangan tidak akan kecewa. Dari lokasi tersebut, kita dapat memandang kota Rembang dan Laut Jawa. Panorama lain yang memanjakan mata adalah gundukan bukit-bukit yang memadu menjadi Pegunungan Lasem.
Bagi penggemar durian, kawasan tersebut merupakan tempat perburuan durian. Kawasan tersebut terkenal sebagai penghasil durian criwik. Disebut durian criwik lantaran ratusan pohon durian tersebar di lahan-lahan penduduk Desa Criwik, Kecamatan Pancur. Jenis durian ada tiga macam, yaitu durian wakul, buto, dan montong.
"Durian wakul dan buto merupakan durian asli Criwik," kata Mbah Wadini (71) di Rembang, Sabtu (17/1).
Perempuan yang mempunyai lahan seluas 2 hektar ini hanya memiliki delapan pohon durian. Namun, dari delapan pohon tersebut dia bisa memperoleh Rp 10 juta-Rp 15 juta setiap musim durian pada Januari-April.
Menurut Irwanto (28), anak Mbah Wadini, harga durian di tingkat penebas atau pembeli borongan Rp 10.000-Rp 15.000 per buah. Harga eceran Rp 20.000-Rp 50.000 per buah, tergantung besar-kecil durian.
"Kami hanya menjual durian-durian yang jatuh dari pohon. Durian itu dijamin sudah matang dan tidak karbitan," kata dia.
Biasanya, pemilik durian menawari pembeli perorangan, mau durian di kebun atau yang sudah tersedia di gubuk. Jika pembeli menghendaki durian kebun, pemilik akan mengajaknya berburu durian jatuh.
Setelah menemukan, durian itu dibuka dan dinikmati di bawah pohon durian. Rasa durian yang manis kadang bercampur sepat dan pedas itu menjadi obat lelah setelah melewati jalan yang menanjak dan kebun yang luas.
Selain menikmati durian, kita juga dapat memotret kegiatan para pedagang durian. Para penebas dan penjual durian mengangkut durian- durian dengan rombong yang diletakkan di bagian belakang sepeda motor. Tak jarang mereka yang punya modal besar mengangkut durian menggunakan mobil bak terbuka.
Pedagang durian criwik, Samiyono (32), mengatakan menjual durian criwik ke Blora, Grobogan, Pati, serta Tuban dan Bojonegoro di Jawa Timur. (HENDRIYO WIDI)
http://cetak/kompas.com
{[['']]}