Info Terbaru :
Terbaru

Pelaku Alih fungsi Lahan Sawah Akan Mendapat Hukuman, Jika Kepala Daerah Terlibat Hukumnya Lebih Berat



Menteri Pertanian RI Suswono mengingatkan, para bupati dan walikota untuk tidak sembarangan mengalihfungsikan lahan persawahan untuk kepentingan lain. Karena jika itu dilakukannya hukuman pidananya tiga kali lebih berat dibanding jika dilakukan oleh rakyat biasa. 

“Undang-undangnya mengatakan seperti itu, karenanya bupati dan walikota tidak boleh sembarangan melakukan alih fungsi areal yang  sudah ditetapkan sebagai lahan persawahan berkelanjutan,” kata Mentan Suswono usai melakukan panen perdana di areal cetak sawah baru di Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Kamis (20/2).


Dalam UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pasal 73 berbunyi; Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pengalihfungsian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan tidak sesuai dengan ketentuan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp1 miliar  dan paling banyak Rp 5 miliar rupiah. 

Mentan mengungkapkan, investasi untuk lahan persawahan sangat mahal karena terkait dengan infrastruktur lainnya, seperti waduk, irigasi, jalan usaha tani, dan lain sebagainya.


“Menjadikan areal pertanian itu tidak  murah, karena terkait dengan infrasruktur lainnya yang investasinya mahal,” ungkap Mentan.


Dan pemerintah saat ini terus melakukan upaya mencetak sawah baru untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Karenanya berapa pun luasnya, jika ada areal yang ingin dijadikan sawah baru, pemerintah siap membantu.


“Ayo saya tantang berapa saja areal yang mau dijadikan sawah, pemerintah siap. Asal kemudian ditetapkan sebagai lahan persawahan abadi yang tidak boleh dialihgungsikan,” tandas Mentan.


Di Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya sendiri Kementan sudah mencetak sekitar 350 hektare sawah. Dengan dana biaya cetak sawah Rp 10 juta per hektare sudah Rp 3,5 miliar bantuan yang diberikan pemerintah. Dan pada kesempatan tersebut, Kementan juga memberikan bantuan mesin penggiling gabah (ricemill), hand tractor, 150 ton benih, dan dana sebesar Rp 3,5 miliar untuk perbaikan irigasi dan pengolahan serelia.

Pada panen perdana padi di areal cetak sawah baru tersebut selain Mentan hadir juga Dirjen Prasaran dan Sarana Pertnian (PSP) Sumardjo Gatot Irianto,  Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Bupati Dharmasraya Adi Gunawan, Anggota Komisi IV DPR Hermanto, dan sejumlah pejabat lainnya.

Pada panen perdana tersebut produksi per hektare mencapai 5,7 ton. Jumlah, yang menurut Mentan, cukup besar untuk kategori sawah yang baru pertama kali dipanen.

Sumber: Kementan

{[['']]}

Antisipasi Bencana Gunung Meletus Terhadap Lahan Pertanian Belum Disiapkan

Kepala Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim, Kementerian Pertanian (Kementan) Gatot Ari Putranto mengakui penanggulangan pertanian yang terkena peristiwa gunung meletus masih belum siap.

"Kita (Kementerian Pertanian-red) masih tergagap dalam penanggulangan bencana di Sinabung dan Kelud. Kita belum siap dalam penanggulangan dan penanganan, tetapi untuk bencana banjir dan longsor kita sudah siap," ujar Gatot saat ditemui usai Lokakarya "Sinkronisasi Kebijakan Penanggulangan Bencana dan Dampak Terhadap Pertanian" di gedung rektorat IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Kamis.
Gatot menjelaskan, ketidaksiapan yang dimaksudkan adalah, upaya dalam pemulihan lahan pertanian, ganti rugi kerusakan lahan, serta kelangsungan pertanian di wilayah yang terkena dampak erupsi gunung masih belum memiliki model.

Ia mengatakan diperlukan model-model dalam penanggulangan bencana alam gunung meletus karena saat ini penanggulangan bencana yang ada di Kementerian Pertanian fokus terhadap banjir, longsor dan serangan hama.

"Model tersebut seperti perhitungan resiko bencana, bantuan apa yang bisa diberikan, dan sebagainya," ujarnya.


Dikatakannya, untuk dampak bencana banjir, longsor dan hama, Kementerian Pertanian telah memiliki upaya-upaya yang juga didukung oleh alokasi anggaran, sehingga pemulihan pertanian pasca bencana longsor dan banjir bisa teratasi.

Salah satu upaya penanggulangan bencana banjir dan longsor seperti salah satunya Cadangan Bibit Nasional (CBN). Dimana lahan yang rusak akan ditanami kembali dengan bantuan bibit tersebut.

"Untuk gunung meletus ini diperlukan model-modelnya, dan kita baru tahun di IPB kajian tentang penanggulangan bencana ini sudah ada. Kita harapkan IPB bisa membantu membuat model-modelnya," ujar Gatot.

Dampak bencana alam terhadap sektor pertanian cukup besar, seperti di Kelud total kerugian di sektor tersebut mencapai angka Rp1,2 miliar. Sedangkan di Sinabung luas lahan pertanian yang rusak sebesar 26,666.11 hektar.

"Oleh karena itu, kami mengharapkan IPB dapat membantu Kementerian Pertanian dalam melakukan kajian penanggulangan bencana ini sehingga upaya-upaya dan langkah-langkah bantuan apa saja yang diberikan bisa memulihkan kembali produksi pangan," ujarnya.

Lokakarya Sinkronisasi Kebijakan Penanggulangan Bencana dan Dampak Terhadap Pertanian yang diselenggarakan oleh Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana LPPM-IPB ini menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya, Direktur Pengurangan Resiko Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, Kepala Pusat Studi Bencana IPB Prof Euis Sunarti, Wakil Kepala LPPM IPB Bidang Pengabdian pada Masyarakat Dr Hartoyo dan Direktur KPSKP, Dr Dodik Ridho Nurrochmat.

Dr Dodik menyebutkan bencana alam juga memiliki dampak besar pada sektor pertanian. Selama ini upaya penanggulangan bencana yang dilakukan terfokus pada tanggap darurat memberikan bantuan berupa sadang, pangan, pakaian dan papan.

"Sementara penanggulangan bencana di sektor pertanian baru dilakukan secara makro atau umum. Padahal ini membutuhkan penanganan yang cepat, mengingat sektor pertanian akan berdampak tidak hanya kesejahteraan pertanian tapi juga ketahanan pangan kita," ujarnya.

Dodik mengatakan, melalui lokakarya ini KSPK IPB mencoba memaparkan kajian-kajian dampak bencana terhadap pertanian. Dengan harapan pemulihan dampak bencana di sektor pertanian lebih di fokuskan sehingga para petani tidak kehilangan mata pencahariannya dan ketersediaan pangan tetap terjaga.

Sumber: Antara
{[['']]}

Tips Mempercepat Pembungaan dan Pembentukan Buah Tanaman Durian



Durian termasuk buah yang selalu ngetrend sampai sekarang. Kalau boleh saya mengatakan durian merupakan tanaman buah eksklusif karena harga buahnya yang selalu mahal dan tidak pernah mengenal kata harga anjlog. Setiap saat ada durian harganya selalu mahal. Karena hal tersebut maka banyak petani maupun hobiis mencoba membudidayakan tanaman durian baik di areal perkebunan maupun skala dalam pot (tabulapot). 



Salah satu kendala yang sering dialami dalam budidaya durian adalah sulitnya membuahkan tanaman durian tersebut. Banyak kasus petani telah memelihara tanaman durian lebih dari 3 tahun akan tetapi tanaman durian mereka tidak kunjung berbunga apalagi berbuah.


Untuk membungakan dan membuahkan tanaman durian bukan hanya terpengaruh oleh faktor iklim akan tetapi juga harus memperhatikan faktor tanah, hama penyakit dan bibit itu sendiri. Mari kita ulas sedikit pengaruh dari masing-masing faktor diatas:
  1. Bibit merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan pembuahan tanaman durian. Lakukan pembelian bibit tanaman durian ke penjual bibit yang benar-benar bisa kita percaya. Kalau perlu penjual bibit tanaman durian yang berani memberikan garansi. Kita perlu hati-hati dalam memilih bibit karena saat ini tidak sedikit penjual bibit tanaman durian yang nakal demi untuk memperoleh keuntungan sesaat.
  2. Semenjak tanaman durian kita tanam kita harus memberikan pupuk organik (baik padat maupun cair) dan unsur hara yang cukup melalui tanah bagi pertumbuhan vegetatif tanaman durian . Hal ini bertujuan agar tanaman durian memiliki pertumbuhan vegetatif yang bagus sebelum memasuki masa pembuahan atau vase generatif.
  3. Dalam pemeliharaan sebaiknya mengikuti iklim. Maksudnya jika musim hujan kita genjot pertumbuhan vegetatifnya untuk persiapan pembungaan dan pembuahan di musim kemarau (musim berbuah).
  4. Kita harus memahami benar tentang hama dan penyakit tanaman durian dan bagaimana cara mengatasinya. Karena ada hama dan penyakit tanaman durian yang tidak bisa kita obati akan tetapi harus kita cegah.
  5. Setelah kita melakukan semua dari nomor 1 sampai nomor 4 dan ternyata tanaman durian kita belum berbunga dan berbuah juga maka diperlukan zat perangsang untuk mempercepat pembungaan. Yang saya tahu ada dua jenis perangsang pembungaan pada tanaman durian. Yang pertama adalah Paklobutrazol yang kedua adalah NF.Durian.
{[['']]}
 
Support : Produksi Pertanian | Produksi Pertanian | Produksi Pertanian
Copyright © 2011. Produksi Pertanian - All Rights Reserved
Template Created by Produksi Pertanian Published by Produksi Pertanian
Proudly powered by Produksi Pertanian